Tuesday, May 2, 2017

Tidak Ada New York Hari Ini

Ini adalah koleksi sajak yang ditulis oleh M Ann Mansyur untuk watak Rangga dalam filem Ada Apa Dengan Cinta. 2. Aku beli tahun lepas di PBAKL, dan pesta buku KL sedang bertamu di PWTC 😅. Masih cari-cari waktu untuk pergi.

Selesai baca, aku rumuskan ia sebagai sebuah buku yang menarik dan boleh tahan. Kenapa? Sajaknya tak bebas dan seperti dipaksa-paksa dan pada masa-masa tertentu seperti ditahan-tahan. Mungkin sebab aku pernah baca sajak tulisan Ann Mansyur yang lain jadi antologi kali ini biasa-biasa saja.

Aku kira kerana sajak -sajak di dalam kumpulan ini terlalu mahu memceritakan Rangga dan Cinta. Ia sangat terikat pada AADC2.  Apa yang menarik dalam antologi ini ialah gambar-gambar menarik kota New York ia gambar hitam putih sepenuhnya nampak elegant  tapi tak semua gambar boleh dihitam-putihkan.

Namun bagi peminat-peminat filem AADC 2 mereka pasti suka saja dengan sajak2 dalam kumpulan ini. Ini bukan sacarsm, sebab sajak2 ini sgt berusaha untuk menggambarkan Cinta dan Rangga. Sajak-sajak yg dipilih untuk dimasukkan dalam filem pun okay walaupun boleh dilihat sajak asal lebih panjang dan ada yang meleret, malah ada beberapa sajak yang kaku dalam antologi ini. keseluruhannya ia percubaan yang baik. 🤓

Meh kongsikan sedikit sajak yang aku suka dari antologi ini, tajuknya Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta.

ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
kau melihat langit membentang lapang
menyerahkan diri untuk dinikmati
menolak untuk dimiliki

ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
aku melihat nasib manusia
terkutuk hidup dibumi bersama jangkauan lengan mereka yang pendek dan kemauan mereka yang panjang

ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,
kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi dari mata peluru para pemburu

ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
kau kesepian dan mematahkan cadang-cabang sendiri

ketika ada yang bertanya tentang cinta
apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata atau cukup ketidaksempurnaan kita?

0 comments:

Post a Comment